Setiap muslim wajib mentauhidkan Allah SWT dan meninggalkan segala bentuk kesyirikan. Seorang muslim juga mesti mengetahui pengertian tauhid, makna syahadat, rukun syahadat dan syarat-syaratnya supaya ia benar-benar memahami tauhid.
Kalimat tauhid bagi kaum muslimin, khususnya Ahlus Sunnah wal ]ama’ah adalah kalimat yang
sudah tidak asing lagi, karena tauhid
bagi mereka adalah suatu
ibadah yang wajib dilaksanakan dalam
kehidupan sehari-hari dan
yang pertama kali didakwahkan sebelum yang lainnya. Sebagaimana
firman Allah SWT
:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا
أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ ...
“Dan sungguh,
Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang Rasul (untuk menyeru) agar
beribadah hanya kepada Allah saja (yaitu mentauhidkan-Nya) dan menjauhi thaghut...
” [QS. An-Nahl: 36]
Tauhid menurut
bahasa (etimologi) diambil dari kata: وَحَّدَ, يُوَحّدُ, تَوحِدًا artinya menjadikan sesuatu itu satu.
Sedangkan menurut ilmu syar’i (terminologi), tauhid berarti mengesakan Allah SWT terhdap sesuatu yang khusus bagi-Nya, baik dalam Uluhiyyah,
Rububiyyah, maupun Asma' dan
Sifat-Nya.
Tauhid
berarti beribadah hanya kepada Allah SWT saja.
Macam-macam Tauhid :
1. Tauhid Rububiyyah
Tauhid Rububiyyah berarti mentauhidkan segala apa yang dikerjakan Allah, baik mencipta,
memberi rizki, menghidupkan dan mematikan. Allah adalah Raja,
Penguasa dan Rabb yang mengatur
segala sesuatu.
Allah SWT
berfirman:
....أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ ۗ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
“... lngatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Rubb
semesta alam.” [QS.Al-A’raaf:
54]
Untuk lebih jelasnya mengenai Tauhid Rububiyyah baca disini >> Baca Selengkapnya
2. Tauhid Uluhiyyah
Tauhid Uluhiyyah artinya mengesakan Allah SWT melalui segala pekerjaan hamba, yang dengan cara itu mereka bisa mendekatkan diri kepada
Allah SWT apabila hal itu
disyari’atkan oleh-Nya, seperti berdo’a, Khauf (takut), raja’ (harap), mahabbah (cinta), dzabh (penyembelihan), bernadzar, isti’aanah (minta pertolongan), istighatsah (minta penolongan di saat sulit), isti’adzah (meminta perlindungan) dan segala apa yang diisyari’atkan dan diperintahkan Allah dengan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu
apa pun. Semua ibadah ini dan lainnya
harus dilakukan hanya kepada Allah SWT
semata dan ikhlas karena-Nya. Dan ibadah tersebut tidak boleh dipalingkan kepada
selain Allah.
Sungguh Allah tidak akan ridha bila dipersekutukan dengan sesuatu apa pun. Bila ibadah
tersebut dipalingkan kepada
selain Allah, maka pelakunya jatuh kepada Syirkun Akbar (syirik yang besar) dan tidak diampuni dosanya (apabila
dia mati dalam keadaan tidak bertaubat kepada Allah atas perbuatan syiriknya). (Lihat QS. An-Nisaa: 48, 116) Al-ilaah artinya al-ma’-luuh, yaitu sesuatu yang disembah dengan penuh kecintaan serta pengagungan.
Allah SWT berfirman:
وَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ لَّا إِلَٰهَ إِلَّا
هُوَ الرَّحْمَٰنُ الرَّحِيمُ
“Dan Rabb-mu
adalah Allah Yang Maha Esa, tidak ada ilah
yang berhak diibadahi dengan benar melainkan Dia. Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang. ” [QS.
Al-Baqarah: 163]
Untuk lebih jelasnya mengenai Tauhid Uluhiyyah baca disini >> Baca Selengkapnya
3. Tauhid
Asma’ wa Shifat Allah
Ahlus Sunnah
menetapkan apa-apa yang Allah SWT dan Rasul-Nya
telah tetapkan atas diri-Nya, baik itu berupa Nama-Nama maupun
Sifat-Sifat Allah SWT dan mensucikan-Nya dari segala aib dan kekurangan,
sebagaimana hal tersebut telah disucikan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya SAW Kita
Wajib menetapkan Sifat-Sifat Allah, balk yang terdapat di dalam Al-Qur-an
maupun dalam As-Sunnah, dan tidak boleh ditakwil.
Al-Walid bin Muslim pernah bertanya kepada Imam Malik
bin Anas, al-Auza’i, al-Laits bin Sa’d dan Sufyan ats-Tsauri tentang
berita yang datang mengenai
Sifat-Sifat Allah, mereka semua menjawab:
“Perlakukanlah (ayat-ayat tentang Sifat-Sifat Allah) seperti datangnya dan janganlah engkau
persoalkan (jangan engkau tanya
tentang bagaimana sifat itu).”
Firman Allah SWT
:
....لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
"Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya. Dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” [QS.Asy-Syuuraa:
11]
Untuk lebih jelasnya mengenai Tauhid Asma’ wa Shifat Allah baca disini >> Baca Selengkapnya
Sumber : Pustaka At-Taqwa "Prinsip Dasar Islam"
Oleh : Yazid bin Abdul Qadir Jawas
0 Response to "Macam-macam Tauhid Islam"
Posting Komentar